Monday, July 30, 2012

Tentang Kebaikan

Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.

Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air?” “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan, “Jawab si kecil itu.

“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya,” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar,” Lanjutnya penuh ragu.

Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.” kemudian dengan tersenyum pada lelaki tua itu, ia berkata “Aku membuat perubahan untuk satu hal. Satu Tindakan Sebuah kebaikan yang sederhana dapat membuat sebuah perubahan untuk keluargamu, temanmu, bahkan untuk wajah-wajah asing yang kadang tidak kita kenal”. Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang satu ini.” Kata si kecil itu.

Kadang kadang, kita selalu merasa tidak bisa berbuat apa apa seperti layaknya anak kecil itu, namun walaupun itu cuma tindakan kebaikan sederhana, tapi membuat begitu banyak perbedaan untuk Bintang laut itu sendiri

Ketika kita memberikan sedikit senyuman untuk orang lain, baik itu keluarga , teman ataupun orang yang kita temui, kita telah membuat perbedaan besar bagi mereka.

Tindakan kecil yang sederhana dapat membuat perbedaan besar kepada seseorang yang sedang membutuhkan. Menyelamatkan Bintang laut adalah sedikit aksi yang membuktikan kebenaran itu

Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil. Mulailah berbuat kebaikan pada hal-hal kecil, maka engkau akan diberkati dalam hal-hal besar.

Sumber : http://www.facebook.com/notes/kumpulan-kisah-inspirasi-jiwa/kebaikan/386680448060984

Cinta Sejati

Pagi itu klinik sangat sibuk → Sekitar pukul 09:30 seorg pria berusia 70-an datang utk mmbuka jahitan pd luka di ibu-jarinya → Saya mnyiapkan berkasnya & memintanya menunggu ◦ sebab semua dokter masih sibuk ◦ mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Kemudian saya merasa kasihan, jadi ketika sedang luang saya sempatkan utk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering. Tinggal mmbuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya putuskan untuk melakukannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mngidap penyakit ALZHEIMER.

Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat?. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mngenalinya sejak 5 tahun terakhir. Saya sangat terkejut dan berkata: Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi? Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata: “Dia memang tidak mngenali saya, tetapi saya masih mngenali dia, kan ?”

Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi. Cinta kasih seperti itulah yg saya mau dalam hidupku. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.

Sumber : http://www.facebook.com/notes/kumpulan-kisah-inspirasi-jiwa/cinta-sejati/386683638060665

Sunday, July 29, 2012

Just Sharing...

Dear All ,

Ijinkan saya berbagi cerita hari ini
untuk Anda.

Saat saya menulis ini, saya sedang berada
di Mega Kuningan Jakarta, tepatnya di
apartment Oakwood yang memiliki
lantai 46. Saya sendiri tinggal di lantai 12
bersama suami tercinta.

Saya di sini hanya sementara, 1 bulan
saja, karena sedang menyelesaikan
sebuah projek di Jakarta.

Kemarin malam, saya mengajak suami
untuk pulang ke Bandung pagi-pagi
setelah sahur, saya bilang ingin
melakukan 'spa' di Bandung di tempat
langganan saya. Seperti biasanya
kalau untuk kenyamanan isterinya,
suami tercinta pasti mengatakan 'iya'.

So, malam harinya saya pun siap-siap,
mempersiapkan segalanya untuk pulang
ke Bandung pagi-pagi.

Tapi, tadi pagi suami tiba-tiba
bilang "My love I am sorry, I feel
lazy to drive this morning, I
don't know why!", dia bilang
tiba-tiba malas nyetir dan tidak tahu
kenapa.

Selama pernikahan dia tidak pernah
bilang 'malas nyetir' untuk saya,
apalagi dia tahu saya sudah
siap-siap. Bayangkan saya sudah
gaya-gaya, pakai sepatu, ambil tas,
dll. Tiba-tiba dia malas pergi.

Saya punya 2 pilihan, mau ngomel atau
nurut saja? Akhirnya saya pilih nurut
saja. Saya bilang "That's okay honey,
we'll do it some other time".

Tahukah teman, 2 jam kemudian apa
yang terjadi? Ada seorang office boy
yang sedang bersih-bersih kaca
dari lantai 40-an, JATUH dan berhenti
tepat di depan kaca jendela apartment
saya. Dia menggelantung
memegang tali pakai tangan kanannya
dan mengetuk jendela pakai tangan
kirinya.

Saya dan suami kagetnya setengah
mati, melihat orang menggelantung
dengan satu tangan persis di depan
kamar kami. Duk..duk...duk...duk...
keras sekali dia mengetuk saking
ketakutannya. Dengan ketakutan
dia bilang "Tolong buka, saya mau
jatuh".

Suami saya langsung nelpon ka front
office, karena jendela pintu dikunci
dan kita tidak diberi kuncinya. Kaca
cukup tebal untuk dipecahkan. Petugas
Oakwood berlarian ke kamar kami.
Perlu 7 orang untuk menarik office boy
itu ke dalam ruangan kamar kami.

Subhanallah, Allah Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Maha pembuat skenario
untuk keselamatan seseorang.

Bayangkan, jika saya memilih untuk
ngomel, mungkin suami akan pergi juga
ke Bandung bersama saya. Tapi saya
memilih mendengar dan diam.

Dan kini saya paham, Allah memberi
'kemalasan' pada suami agar bisa
menyelamatkan sebuah nyawa
hari ini.

Jika orang tua dulu selalu bilang:
"Dengarkanlah suamimu, dan engkau
akan masuk surga".

Nah, hari ini yang terjadi:
"Dengarkanlah suami, agar ia bisa
menyelamatkan office boy". :-)

Bagi saya hari ini, mendengarkan
suami benar-benar membawa berkah,
bahkan terjadi keajaiban berikutnya.

Just sharing...

Temanmu,
Anne Ahira
(founder asianbrain.com)

Mengalahkan Diri Sendiri

Seorang pria yang sedang mengalami masalah bertubi-tubi. Rumah tangganya tidak harmonis. Ia sering kali cekcok hanya karena masalah kecil yang terjadi. Bersamaan dengan itu, dia pun terkena perampingan karyawan di perusahaannya sehingga harus berhenti bekerja. Sungguh, penderitaan yang dirasakannya sangat berat.

Di waktu yang senggang, dia berpikir, merenung, dan mengevaluasi diri. “Apa sebenarnya yang salah dengan hidupku? Mengapa setiap yang kukerjakan selalu mengalami kegagalan? Bagaimana caranya untuk mengubah kegagalan dengan kesuksesan?” ucapnya mencoba mencari-cari sumber masalah yang terjadi padanya.

Ia pun kemudian mencoba mencari jawaban dengan pergi ke toko buku dan membeli buku-buku yang dianggapnya mampu memberi jawaban. Setelah beberapa buku habis dibaca, dia merasa tidak puas dan belum menemukan jawaban yang mampu mengatasi masalahnya.

Tiba-tiba timbul inspirasi di pikirannya. “Kenapa aku tidak menanyakan langsung saja ke penulis buku-buku itu? Pasti aku akan mendapatkan ilmu yang lebih hebat dan tentu bisa lebih berhasil bila aku mendapatkan petunjuk langsung dari si penulis!” serunya.

Maka, ia pun segera mencari tahu bagaimana caranya menghubungi langsung para penulis buku-buku yang dibacanya. Setelah bertanya ke sana kemari, akhirnya ia berhasil menemui salah satu penulis buku dan menceritakan semua kegagalan yang dialaminya. Kemudian katanya, “Pak, tolong ajarkan kepada saya, rumus dan cara yang bisa membuat saya sukses. Bagaimana mengubah pengalaman kegagalan yang pernah saya alami dengan kesuksesan?”

Si penulis pun menjawab, “Kalau Anda membaca buku saya dengan teliti, dan menjalankan dengan nyata dari hari ke hari, tentu akan ditemukan cara-cara menuju sukses.”

“Saya sudah membaca habis, bahkan hafal isi buku Bapak, tetapi tetap saja belum berhasil menerapkan rumus sukses yang Bapak tulis. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk bertanya langsung kepada Bapak agar semua jawaban bisa saya dapatkan. Tolong saya, Pak.”

Si penulis berpikir sejenak dan berkata, “Baiklah, saya akan pertemukan Anda dengan seseorang. Orang inilah yang akan menjawab dan memberitahu kamu bagaimana cara meraih sukses dalam hidup ini.”

Dengan gembira si pria berkata, “Waah, hebat sekali! Dan di mana orang itu bisa saya temui?”

Si penulis pun mengajak pria itu ke sebuah kamar, “Dia ada di dalam kamar ini.”

Maka, pria itu pun mengetuk pintu dan setelah menunggu sesaat, dengan tidak sabar dia segera membuka pintunya dan masuk ke dalam kamar. Namun dia heran karena tidak ada seorang pun di dalam kamar tersebut. Yang dia lihat hanyalah sebuah cermin besar yang ada di hadapannya.

Dalam kebingungannya, si penulis pun menghampiri dan berkata kepada pria tersebut, “Lihatlah ke cermin itu. Orang yang ada di cermin itu adalah sang penolong yang Anda cari untuk menunjukkan bagaimana caranya meraih sukses. Saudaraku, sesungguhnya tidak ada orang lain selain diri kita sendiri yang bisa menolong diri melewati berbagai ujian dan tantangan. Tanpa Anda berani memulai dari diri sendiri untuk berusaha, belajar dan berjuang, ulet dan tidak menyerah pada keadaan, maka Anda tidak akan pernah meraih sukses!”

Seketika itu juga si pemuda tersadar. “Terima kasih, Pak. Selama ini saya selalu mencari sukses di luar diri saya. Menyalahkan orang lain dan keadaan yang membuat saya gagal. Mulai hari ini, saya akan segera mengambil tindakan, berusaha lebih tekun dan mengandalkan diri sendiri untuk mempraktikkan teori yang telah saya dapat dan pelajari! Saya akan bertanggung jawab atas diri sendiri dan apa pun yang telah menjadi keputusan saya tanpa mencari-cari alasan di luar diri saya. Terima kasih sekali lagi Pak. Saya mohon pamit. Semoga ilmu ini bisa mengubah cara pandang dan mampu menyelesaikan semua masalah yang saya hadapi.”

Sumber : http://www.facebook.com/notes/kumpulan-kisah-inspirasi-jiwa/mengalahkan-diri-sendiri/386684671393895